Oleh Nurul Faisah
Dewasa ini, dunia perpolitikan pastinya tak luput dari perselisihan yang diantaranya adalah perselisihan baik itu antar pribadi hingga berakibat dalam sengketa kekuasaan. Baru kemarin kita tahu telah dila ksanakannya sidang perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) 2019 yang telah diselesaikan pada Kamis 27 Juni 2019. Dengan hasil sidang berupa Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan yang dilayangkan oleh tim kuasa hukum Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Disini kita ketahui bahwa derajat konstitusional putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sangat tinggi. Jika dilihat secara konstitusinal, keputusan yang dibuat Mahkamah Konstitusi adalah final and binding yaitu putusan pada tingkat pertama dan terakhir. Putusan Mahkamah Konstitusi secara konstitusional telah berakhir dan selesai, mengikat semua pihak ergo omnes.
Untuk menetralisir keadaan, maka diusulkanlah rekonsiliasi oleh beberapa tokoh bagi kedua belah pihak yang diharapkan dapat terwujud atas dasar persatuan Indonesia bukan sekedar lobi-lobi politik. Rekonsilisasi ini nantinya diharapkan dapat mempersatukan adanya polariasi yang terjadi pada Pilpres 2019.
Dalam hal ini ada beberapa catatan penting yang diantaranya rekonsiliasi yang dilakukan berdasarkan keikhlasan bersama lahir dan batin, tidak ada dusta karena persatuan dari kedua belah pihak sangat diperlukan bukan hanya untuk salah satu pihak tapi juga untuk kesejahteraan Indonesia saat ini. Karena yang dibutuhkan adalah Indonesia Adil dan Makmur yang bekerja dengan tujuan dan benar bagi kemaslahatan Indonesia.
Masyarakat saat ini membutuhkan penjelasan ataupun sosialisasi mengenai semua hal yang terkait dengan proses perkara sengketa dalam Pilpres 2019 di MK agar dapat diterima secara objektif dan baik sehingga tidak terjadi perpecahan karena hasil keputusan MK tersebut. Selain penjelasan juga dibutuhkan keikhlasan dan penerimaan bagi semua pihak mengenai putusan Mahkamah Konstitusi.
Konflik apapun yang melingkupi perpolitikan diharapkan cepat terselesaikan sehingga tidak menggangu berlangsungnya perkembangan Negara. Seperti apapun dan siapapun pemimpin kita nantinya, hanya satu harapan untuk Indonesia yang maju.
Kemarin telah disampaikannya pidato politik pertama dari Bapak Joko Widodo selaku presiden terpilih untuk periode berikutnya yang disampaikan dalam acara bertajuk VISI Indonesia yang digelar paga Minggu (14/7/2019) di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor yang mana dalam salah satu isi pidato tersebut jika kita harus meningalkan cara-cara lama, pola-pola lama, baik dalam mengelola organisasi, baik dalam mengelola lembaga, maupun dalam mengelola pemerintahan yang sudah tidak efektif, yang sudah tidak efisien, kita buat menjadi efisien.
Hal tersebut dapat dimulai dari pembangunan infrastruktur, SDM juga APBN yang fokus dan tepat sasaran hingga semua aspek tersebut dapat dipastikan memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat.
Namun satu hal yang perlu diperhatikan yaitu mimpi yang kita bangun dapat terwujud apabila kita semua bersatu hingga dapat bekerja sama dengan baik, optimis, percaya diri dengan memegang Bhineka Tunggal Ika untuk menata masa depan melewati tantangan kompetisi global yang semakin berat.
Negara Indonesia adalah rumah kita bersama, jika bukan kita sendiri yang berjuang menjunjung tinggi martabat Negara hingga membawanya menjadi Indonesia Maju, Adil dan Makmur lalu siapa lagi.
Dilihat dari peran dan posisi kita sebagai mahasiswa untuk ikut membangun Negara kearah yang lebih baik, diharapkan tidak hanya sekedar belajar untuk mendapat IP setinggi-tingginya namun kita juga harus dapat berkontribusi nyata di tengah-tengah masyarakat.
Mahasiswa sebagai agent of change bangsa yang menjadi generasi penerus menggantikan generasi lama diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat dengan membuat perubahan. Banyak peran yang dapat kita ambil salah satunya dengan membuat karya nyata yang bermanfaat bagi orang banyak dengan kemampuan yang telah diperoleh. Mahasiswa cerdas tidak lagi berfikir tentang pekerjaan apa yang akan didapatkannya setelah lulus, namun mahasiswa yang cerdas berfikir keras bagaimana caranya agar dapat membuka lapangan pekerjaan untuk kesejahteraan masyarakat. Inilah peran mahasiswa masa kini dan masa depan yang mampu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan masyarakat, mampu membangun semangat positif dalam masyarakat juga mampu meninspirasi agar memiliki suatu pemikiran yang positif untuk masa depan Negara yang lebih baik dengan kebersamaan.