Perkembangan Produk Halal Indonesia

Perkembangan Produk Halal Indonesia

KSEI IAIN Purwokerto 

              Halal, saat ini telah menjadi gaya hidup (life style) Dunia. Bukan hanya negara dengan mayoritas muslim yang mengalami gejala tersebut, negara dengan minoritas muslim pun ikut andil dalam menyemarakkan tren ini. (Hidayat & Siradj :2015) Oleh karena itu, saat ini “Halal” telah menjadi fenomena universal yang diapresiasi berbagai bangsa. Hasil survei yang dilakukan di 76 negara yang terdiri dari 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan 16 negara non OKI. Sektor makanan halal memiliki pendapatan yang paling besar diantara sektror lainnya. Pada tahun 2017, negara yang memiliki industri makanan halal terbanyak adalah United Arabia Emirates (UAE). Brazil yang merupakan negara dengan penduduk mayoritas non-muslim menempati peringkat ke 2 dalam industri makanan halal. Lalu bagaimana dengan perkembanagan produk halal di Indonesia ?Ada sekitar 1,9 miliar Muslim di dunia, yang mana menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Populasi Islam sebagian besar terbagi antara 1,5 miliar Muslim Sunni dan 240-340 juta Muslim Syiah. Sebagian lainnya termasuk dalam denominasi yang lebih kecil. Indonesia: Negara dengan Populasi Muslim Terbesar di Dunia Negara Muslim terbesar adalah Indonesia, di mana diperkirakan 229 juta Muslim berada di sana. Ini adalah 87,2% dari populasi penduduka Indonesia yang berjumlah 263 juta jiwa. Atau sekitar 13% dari populasi Muslim dunia..

Berdasarkan Global Islamic Economy Report 2018-2019, Indonesia berada di posisi ke-sepuluh dengan GIE Indicator Score sebesar 45, hanya sepertiga dari negara tetangga kita yang meraih nilai tertinggi 127 yaitu Malaysia.Dari data GIE Indicator Score, terlihat bahwasanya Indonesia saat ini masih tertinggal dalam penyedia produk dan layanan jasa halal. Dengan Indonesia sebagai negara mayoritas muslim terbesar yang paling banyak berkepentingan dengan produk berstandar halal akan menjadi incaran dan target impor negara-negara lain. Why care? In a $2.1 trillion global Halal economy , Indonesia represents ~10% of 2017 spend ($214Bn), but only 3.8% of related exports.(Indonesia Halal Economy and Strategy Roadmap  2018/19) konsumsi produk halal di Indonesia masih dipasok dari produk-produk impor untuk memenuhi kebutuhan permintaan dalam negeri juga secara tidak langsung mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia. Indonesia punya peluang. Walaupun tidak memiliki skor yang tinggi dari penilaian diatas, bukan berarti Indonesia tidak bisa bersaing dalam pasar industri halal. Karena potensi Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam industri halal dunia masih sangat besar.
Bahkan saat ini Indonesia merupkan pengekspor produk halal terbesar di antara negara-negara Organization of Islamic Cooperation (OIC) dengan nilai 7,6 miliar dolar AS.

Menurut Kementerian Pariwisata Indonesia, sekitar 10,5 Juta orang melakukan perjalanan ke Indonesia tahun 2015, menghasilkan sekitar USD 12,4 Milyar bagi perekonomian. Dari jumlah tersebut, terdapat wisatawan muslim mencapai 1,8 Juta wisatawan atau 20 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2014. Rata-rata pengunjung tinggal selama 8,5 hari dan menghabiskan USD 1.190. Saat ini, sektor pariwisata Indonesia masih menyumbang sekitar 4 % dari total pendapatan negara. Melihat dari masuknya peran perbankan syariah pada industri halal di Indonesia, tentu diharapkan akan memberi dampak pada perkembangannya sendiri sekaligus pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Setidaknya ada empat sektor besar yang mampu menjadi peluang peran perbankan syariah dalam berpartisipasi mengembangkan industri halal Indonesia, yaitu industri makanan, farmasi, fashion dan pariwista halal.

Sumber :

https://www.kompasiana.com/itaagustin/5e020ec8097f364e3c34ad12/perkembangan-produk-halal-di-indonesia?page=all

https://www.kompasiana.com/chrisantarigan/5cd98f7e6db84325c7752272/tantangan-dan-peluang-indonesia-sebagai-industri-halal-terbesar-di-dunia?page=all

https://ibtimes.id/data-populasi-penduduk-muslim-2020-indonesia-terbesar-di-dunia/