Millennial generation atau generasi Y juga yang akrab dikenal dengan sebutan generation me atau echo boomers merupakan harapan bagi bangsa untuk menjadi pemimpin masa depan sekaligus sebagai roda penggerak kemajuan negara. Menurut riset yang dilakukan oleh Lembaga Alvara Research Center mengatakan bahwa generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis. Potensi milenial di Indonesia saat ini mencapai 140 juta orang yang mewakili 62,98 % penduduk Indonesia. Porsi milenial mencapai 33,75 % dan 29,23 % adalah generasi sentenial atau generasi Z. (Angga Syahputra, 2021).
Perkembangan ekonomi digital di Indonesia berkembang sangat pesat, hampir setiap aspek kehidupan sudah menggunakan teknologi seperti halnya dengan perusahaan. Di era modern sekarang ini sudah banyak perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan berbasis teknologi atau digital. Pesatnya perkembangan teknologi informasi di era digital ini menyebabkan munculnya ide-ide kreatif dalam mengembangkan usaha termasuk membangun perusahaan start-up. Perusahaan start-up memberikan peluang bagi generasi muda untuk bisa berkontribusi secara langsung dalam ekonomi digital ini. Berdasarkan laporan Mapping dan Database start-up Indonesia 2018 yang dirilis oleh Indonesia Digital Creative Industry Society, hampir 70% start-up tersebut dibangun oleh para founder atau perintis anak muda berusia 25-38 tahun. Hal ini membuktikkan bahwa talenta anak muda di Indonesia di bidang teknologi tidak kalah dibandingkan dengan negara lain.
Apa itu start-up?
Perusahaan start-up merupakan perusahaan dengan operasi bisnisnya secara digital dan juga pergerakannya sangat cepat yang diisi kurang dari dua puluh orang karyawan (Suwarno 2017). Start-up dianggap perusahaan berbasis digital teknologi yang dianggap sangat menyenangkan karena memberikan fasilitas yang layak memadai, lingkungan yang kekinian, pekerjaan yang santai serta waktunya yang fleksibel.
Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementrian Komunikasi dan Informatika Samuel Abrijani Pangarepan mengatakan bahwa anak muda atau kaum milenial merupakan pewaris start-up digital di Indonesia. Hal ini dilihat dari dukungan pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekosistem start-up. Generasi muda terpercaya memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dalam sebuah perusahaan. Untuk itu para generasi muda perlu mematangkan skill di bidang teknologi, informasi dan dunia bisnis. Motivasi berusaha meningkatkan skill yang mumpuni dimulai dari suatu usaha yang digeluti dengan semangat dan keyakinan akan bersungguh-sungguh.
Menurut Dirjen Aptika menjelaskan bahwa dunia start-up itu dilihat mengenai cara baru yang diterapkan dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi digital. Contohnya di zaman ini kualitas teknologi sudah semakin canggih hanya memerlukan gadget, dan koneksi internet untuk media sosial. Hal ini menjadi daya tarik digital bagi kalangan muda. Generasi muda dapat berperan langsung dalam dunia perusahaan start-up digital untuk melakukan literasi digital, guna meminimalisir tindakan seperti penipuan dan tidak terpengaruh adanya hoaks. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi di era digital ini menyebabkan munculnya ide-ide kreatif dalam mengembangkan usaha termasuk membangun perusahaan start-up. Perusahaan start-up memberikan peluang bagi generasi muda untuk bisa berkontribusi secara langsung dalam ekonomi digital ini.
Siapa saja sih milenial yang telah sukses membangun start-up ?
Pertama ada Achmad Zaky yaitu millennial muda kelahiran 24 Agustus 1986 yang berhasil menjadi founder dan CEO dari Bukalapak yang merupakan perusahaan e-commerce di Indonesia berbasis marketplace C2C yang berfokus pada Pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mana sekarang asetnya sudah mencapai lebih dari Rp 1,5 triliun. Kedua, Amanda Susanti yang merupakan lulusan program Manajemen di University of Manchester di Inggris yang memutuskan untuk meluncurkan aplikasi Sayurbox, platform sumber dan distribusi untuk sayur dan buah segar langsung dari petani. Lewat bisnis startup nya ini Amanda memenangkan startup Seedstart Jakarta dan menerima lebih US$2 juta dalam bentuk pendanaan. Ia juga masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2019, kategori industry, manufaktur dan energi. Ketiga ada Ferry Unardi yaitu pria kelahiran 16 Januari 1988 yang berhasil membangun startup website booking pesawat Traveloka pada usia 23 tahun. Dengan perusahaan yang memiliki valuasi diatas 1 miliar dollar, Fery ditaksir memiliki kekayaan sekitar 142 juta dollar atau setara dengan Rp 2,09 triliun pada 2018 dan masuk kategori daftar orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia.
Contoh lainnya dari perusahaan start-up di Indonesia yaitu Gojek, Tokopedia, Ovo, J&T Express, Shopee, JD.id, Blibi, Lazada, Grab, Tiket.com, Mamikos, Ruangguru, Zenius, Quipper, Akulaku, Dana, LinkAja.
Membangun usaha startup pastinya bukan hal yang mudah dan instant, dibutuhkan kesabaran serta tekat yang kuat agar bisa sampai pada titik keberhasilan. Perusahaan start-up ini diharapkan bisa memotivasi generasi milenial untuk meningkatkan skill yang mumpuni dimulai dari suatu usaha yang digeluti dengan semangat dan keyakinan dengan bersungguh-sungguh.
Penulis : Imarda I’Anata
Sumber Gambar : ibrand.id
Sumber Artikel :
Sarah Sentika, Yunizar, Wa Ode Zusnita Muizu. (2020) .Pengaruh persepsi mengenai startup terhadap pilihan berkarir di bidang startup melalui motivasi pada mahasiswa generasi y dan generasi z di kota Bandung, Bandung : Jurnal Ilmiah MEA
Andy Saputra (2015) Peran Inkubator Bisnis dalam Mengembangkan Digital Startup Lokal di Indonesia, Surabaya: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.4 No.1 (2015)
Angga Syahputra, M. N. (2021). Sosialisasi Ekonomi Syariah Bagi Generasi Milenial (Studi Kasus Pada Siswa Dayah Terpadu Al-Muslimum). Dimasejati , 20.