PENGARUH INFLASI TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

KSEI UIN SAIZU PURWOKERTO
6 Min Read

Inflasi merupakan suatu kecenderungan atas meningkatnya berbagai harga barang secara umum dan terus menerus, yang kemudian diartikan sebagai kenaikan harga yang terjadi akibat adanya faktor musim. Untuk mengukur perubahan angka inflasi dari satu waktu ke waktu yang lain menggunakan angka indeks yang disusun dengan memperhitungkan sejumlah barang dan jasa yang diperlukan untuk menghitung besarnya angka inflasi, yang mana perubahan angka indeks ini dinyatakan dalam angka persentase. Laju inflasi dapat dikatakan ringan apabila kenaikan harga di bawah 10%, sedang antara 10%-30%, berat antara 30%-100% per tahun, dan tidak terkendali (hiperinflasi) bila kenaikan harga berada di atas 100% setahun (Rosa et al., 2019).

Tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2022 selama bulan Januari hingga Juni sebesar 3,19% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) sebesar 4,35%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi pada tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang mana tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat inflasi tahun ke tahun hanya sebesar 1,87% (BPS, 2021-2022).

Sementara itu, kondisi perekonomian Indonesia pada periode 2016 hingga 2020 menunjukkan pertumbuhan yang melesu, hal ini disebabkan karena adanya ketidakpastian ekonomi global dan adanya isu finansial seperti inflasi yang tinggi, nilai tukar rupiah yang melemah, dan defisit transaksi berjalan (Salim et al., 2021). Pada tahun 2020 PDB Indonesia semakin merosot mencapai angka -2,50% disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang akibatnya minat masyarakat dalam membeli menurun drastis dan pengangguran semakin meningkat. Sedangkan pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat mencapai 5,44% (triwulan II-2022 terhadap triwulan II-2021).

Inflasi pada perekonomian suatu negara dapat terjadi karena kenaikan permintaan agregat, yang dalam hal ini perubahan permintaan mempengaruhi tingkat harga dimana permintaan akan lebih besar dibandingkan penawaran. Dan terjadi karena kenaikan biaya produksi disebabkan meningkatnya harga faktor produksi bahan-bahan baku dan peralatan. Adapun dampak dari inflasi itu sendiri terhadap perekonomian adalah kesejahteraan masyarakat menurun, mendorong tingkat suku bunga dan tingkat spekulatif, berkurangnya investor, daya saing produk nasional berkurang, defisit neraca pembayaran, dan ketidakpastian ekonomi di masa yang akan datang.

Pada dasarnya tidak semua inflasi berdampak negatif terhadap perekonomian, terutama untuk inflasi ringan yaitu laju inflasi di bawah 10%. Inflasi ringan justru mampu mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dikarenakan adanya inflasi mampu memberi semangat terhadap pengusaha untuk lebih meningkatkan produksinya. Di mana hal ini terjadi karena dengan kenaikan harga yang terjadi maka para pengusaha akan mendapat lebih banyak keuntungan. Di samping itu, peningkatan produksi mampu memberikan dampak positif lain berupa tersedianya lapangan kerja baru. Sebaliknya, jika inflasi suatu negara melebihi 10% maka akan berdampak negatif terhadap perekonomian.

Inflasi memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, yang berarti jika inflasi meningkat maka pertumbuhan ekonomi akan menurun dan sebaliknya jika inflasi menurun maka ekonomi akan meningkat. Inflasi dapat berakibat buruk karena kenaikan harga yang terus menerus memungkinkan tidak dapat dijangkau oleh masyarakat, di mana mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang guna mendapatkan barang yang diinginkan. Salah satu yang dapat meningkatkan inflasi di Indonesia adalah kenaikan harga BBM. Kenaikan ini akan diikuti dengan meningkatnya harga barang dan jasa di masyarakat. Pada tahun 2008, BBM di Indonesia mengalami kenaikan dengan tingkat inflasi meningkat menjadi 11,06%. Akibatnya dari inflasi yang tinggi ini pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 6.01%. adanya kenaikan BBM ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun karena harga barang dan jasa yang meningkat tidak dapat terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan tetap (Ardiansyah, 2017).

Meskipun inflasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi bukan berarti inflasi itu harus diturunkan hingga nol persen. Apabila laju inflasi mencapai nol persen maka ini juga tidak akan memacu terjadinya pertumbuhan ekonomi, tetapi akan mengakibatkan stagnasi. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah akan sangat berarti bagi perekonomian apabila bisa menjaga laju inflasi berada di tingkat yang sangat rendah. Laju inflasi agar mampu meningkatkan perekonomian idealnya adalah di bawah 5%.

Inflasi merupakan masalah serius bagi kestabilan perekonomian suatu negara yang apabila tidak segera diatasi akan mengakibatkan naiknya harga barang, turunnya nilai mata uang, meningkatnya pengangguran, dan menurunkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, solusi dari adanya inflasi yang berpengaruh buruk terhadap perekonomian Indonesia diantaranya pemerintah harus mampu menjaga kestabilan harga barang dan jasa serta kondisi keamanan dalam negeri sekaligus menetapkan harga maksimal; pemerintah melakukan operasi pasar guna menjaga kecukupan pasokan dan ketersediaan barang, mengamankan stok di daerah, menjaga kelancaran distribusi barang, dan mengembangkan sistem logistik nasional; dan pemerintah dapat menjalin kerja sama yang baik dengan pengusaha guna mendorong mereka menaikkan hasil produksinya.

Penulis: Adya Fadilah

Sumber gambar: pasardana.id

Sumber:

Ardiansyah, H. (2017). Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 5(3).

Rosa, Y. del, Agus, I., & Abdilla, M. (2019). Pengaruh Inflasi, Kebijakan Moneter, dan Pengangguran Terhadap Perekonomian Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Dharma Andalas, 21(2), 283–293.

Salim, A., Fadilla, & Purnamasari, A. (2021). Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Ekonomi Syariah, 7(1), 17–28.

Share this Article
238 Comments