Mengenal Perak Lebih Dekat Sebagai Pertimbangan Bahan Investasi

KSEI UIN SAIZU PURWOKERTO
5 Min Read

Memasuki era digital, investasi bukan lagi hal yang sulit. Kian mudahnya akses ditambah dengan semakin beragamnya instrumen investasi, membuat banyak orang dari berbagai kalangan masyarakat berbondong-bondong melakukan investasi. Tak bisa disangkal, antusiasme investor-investor pemula untuk masuk ke dunia investasi adalah banyaknya imbal hasil yang didapatkan. Sebagai contoh, instrumen investasi saham, jika dilihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat di titik terendah pada 20 Maret 2020 yaitu Rp 4.194,00 melonjak tinggi ke level 6000-an seiring dengan membaiknya ekonomi di era pandemik covid-19 ini. Alhasil menurut data dari PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang dilansir oleh kompas, investor saham di Indonesia naik hampir 90% selama tahun 2021. Selain saham, instrumen lain yang lebih hot, cryptocurrency sempat booming hingga menyentuh angka 900 juta rupiah untuk komoditas bitcoin.

Naiknya pamor instrumen klasik seperti perak sepertinya tidak segemerlap instrumen digital yang tadi sudah dibahas. Perak sebagai salah satu logam mulia telah dipercaya dapat menjaga nilai mata uang selama ribuan tahun. Bahkan dalam islam sendiri, perak dijadikan salah satu mata uang, yaitu dirham.

Sejatinya, awalnya harga perak selalu mengikuti harga emas, yaitu perbandingan harga emas dan perak selalu tetap. Hal ini dikenal juga dengan gold-silver ratio. Pada zaman romawi kuno, rasio harga perak dan emas adalah 1 : 12.5. Sebagai contoh apabila harga emas 125.000, maka harga perak adalah 10.000. Dalam islam sendiri, perhitungan nishab zakat dapat mengikuti emas maupun perak. Menurut baznas, nishab zakat emas adalah 85 gram, sedangkan perak 595 gram. Dari sini, bisa dilihat rasio perak – emas untuk perhitungan zakat adalah 1 : 7. Memasuki zaman modern, Amerika Serikat sendiri pernah memiliki undang-undang yang mengatur rasio harga perak dan emas di angka 1 : 15. Namun, aturan rasio harga ini sudah tidak berlaku lagi sehingga harga perak dan emas sangat mengikuti harga pasar. Sebagai perbandingan pergerakan harga perak dan emas, dapat dilihat dari data pada laman harga-emas.org. Pada 1 Januari 2014, harga perak adalah Rp 7.638/ gram sedangkan harga emas adalah Rp. 482.284 / gram . Pada 27 Januari 2022, harga perak mengalami kenaikan sebesar 35% menjadi Rp 10.379 / gram sedangkan harga emas mengalami kenaikan sebesar 72% menjadi Rp 829.652 / gram.

Seperti komoditas lainnya, harga perak juga dipengaruhi oleh ketersediaan dan jumlah permintaan penawaran di pasar. Harga perak cenderung lebih tidak stabil dikarenakan pasar perak di perdagangan dunia jauh lebih kecil dibandingkan emas. Sebagai contoh emas yang diperdagangkan di The London gold bullion market memiliki volume 18 kali lebih banyak dibandingkan perak. Dengan jumlah volume yang lebih kecil, harga perak lebih mungkin terpengaruh oleh investor besar yang melakukan perdagangan dalam waktu yang singkat.

Berbeda dengan emas, perak juga menjadi salah satu bahan baku dalam industri terutama dibidang elektronik seperti handphone, komputer, vacuum cleaner, keyboard, dan tag RFID. Data dari The Silver Institute menunjukan pada tahun 2010, penggunaan perak paling besar adalah di sektor industri, disusul oleh perhiasan dan investasi. Dengan banyaknya penggunaan perak di bidang industri membuat kebutuhan perak akan tetap ada dan membantu menjaga harga perak. Sebagai contoh, ketika ekonomi naik maka kebutuhan perak akan naik disebabkan oleh naiknya kebutuhan di bidang industri. Dengan naiknya kebutuhan, maka harga perak ikut naik. Uniknya, harga perak tetap terjaga walaupun ekonomi sedang melemah. Sebagai contoh, pada tahun 1970-1980, ketika ada beberapa kali resesi, tingginya angka inflasi dan krisis energi, harga perak justru terangkat naik. Pada kurun waktu tersebut, harga perak naik sebesar 3.105% sedangkan harga emas hanya naik sebesar 2328%. Hal ini disebabkan karena, berbeda emas, banyak perak yang terbuang setiap tahunnya sebagai hasil industri, sehingga kebutuhan perak tetap terjaga.

Dengan mengetahui perbandingan antara perak dan emas, semoga bisa menjadi pertimbangan untuk menjadikan perak sebagai bahan investasi.

 

 

Penulis: Rifdah Fitri Rahmawati

Sumber gambar : Kitco.com

Sumber :

Morteani, Giulio; Jeremy Peter Northover (1994). Prehistoric Gold in Europe: Mines, Metallurgy and Manufacture. New York: Springer-Verlag. p. 37. ISBN 978-0-7923-3255-8.

http://www.constitution.org/uslaw/coinage1792.txt Archived October 29, 2013, at the Wayback Machine

Silver Essentials | The Silver Institute Archived April 3, 2014, at the Wayback Machine

 

Share this Article
525 Comments