Indonesia Sebut Target Pemulihan Pertumbuhan Ekonomi di Tahun 2021 Realistis 5,5 Persen
Oleh:
Nur Khasanah
(KSEI IAIN Purwokerto)
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020 minus 2,32 persen akibat keterlambatan sejak adanya pandemi covid-19 dan menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan sangat yakin mematok target pertumbuhan ekonomi di 2021 yang dirancang dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021 realistis. Sehingga pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen hingga 5,5 persen pada tahun depan, dalam hal tersebut proyeksi pertumbuhan yang terus melihat dari beberapa segi pertimbangan dari berbagai proyeksi terhadap lembaga-lembaga keuangan dunia.IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi indonesia akan pulih bahkan mencapai target lebih besar yaitu sekitar 6,1 persen, sementara Bank Dunia Memproyeksikan sekitar 4,8 persen dan Asian Development Bank (ADB) sekitar 5,3 persen maka dari hal tersebut pemerintahpun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 ditentukan oleh berbagai faktor utama seperti keberhasilan dalam menangani Covid-19 upaya dalam penelitian yang aktif. Yakni kondisi pemulihan kinerja perekonomian global, terutama yang dipengaruhi oleh penanganan pandemi Covid-19 dan faktor politik pasca pemilu dilakukan Amerika Serikat dan dinamika hubungan Amerika dan China serta harga komoditas. Upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kepercayaan investasi dan kemudahan usaha di dalam rangka untuk menarik investasi, dan keempat dukungan kebijakan fiskal yang mengarah kepada countercyclical termasuk melalui lanjutan program pemulihan ekonomi nasional.
Pemerintah memiliki tingkat keyakinan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen hingga 5,5 persen sehingga cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut dan juga base line pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 yang menurun. Pemerintah sepakat penanganan pandemi covid 19 yang menyeluruh adalah kunci pemulihan ekonomi nasional dalam mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalur alamiahnya. Oleh karena itu pemerintah mengalokasikan untuk keberlanjutan program pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 sebesar Rp 356,5 triliun.
Di samping itu, dari sisi komponen sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 pemerintah memandang adanya pemulihan dari sisi permintaan domestik khususnya dari investasi dan konsumsi. Hal ini diperkirakan akan berfungsi sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas tingkat inflasi juga diharapkan akan mampu mengembalikan level kepercayaan masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas belanja konsumsinya. Dengan mobilitas secara lebih normal, investasi atau pertumbuhan modal domestik bruto diperkirakan akan naik tajam sejalan dengan keberhasilan pembangunan infrastruktur.Serta upaya reformasi struktural yang mendorong kemudahan berusaha dan daya tarik investasi kinerja ekspor diperkirakan akan lebih membaik meskipun akan sangat tergantung kepada kondisi pemulihan ekonomi global.
Selanjutnya ekspor sendiri akan didorong melalui perluasan negara yang potensial sebagai tujuan serta diversifikasi produk ekspor. Sementara impor diarahkan pada pemenuhan kebutuhan domestik sesuai dengan prioritas nasional terutama untuk bahan baku dan barang modal dari sisi produksi atau suplai. Pemerintah memandang bahwa 2021 menjadi tahun pemulihan ekonomi sekaligus momentum untuk reformasi struktural guna mendorong produktivitas dan daya saing industri manufaktur.