FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS DAN NILAI HARGA SAHAM

KSEI UIN SAIZU PURWOKERTO
9 Min Read

Dalam suatu industri kesediaan dana merupakan hal yang sangat vital serta menjadi peran utama. Pasar modal  mempunyai peran penting bagi perekonomian negara, namun karena pasar modal  dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.  Sebagai fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang  mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki dana (investor) dan  pihak yang mengeluarkan dana (issuer). Pasar modal itu juga mempunyai fungsi keuangan karena pasar modal  memberikan peluang untuk memperoleh imbalan bagi pemilik dana,  sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (‘aidawati, 2018) . Berinvestasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung risiko. Besar kecilnya risiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya dalam bidang ekonomi, politik dan sosial. Investasi di pasar modal dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor, baik faktor ekonomi maupun non ekonomi. Kondisi yang bisa mempengaruhi kegiatan investasi di pasar modal merupakan kondisi makroekonomi dimana Kondisi ini tercermin dari indikator ekonomi moneter antara lain : suku bunga, inflasi dan nilai tukar.

Apa saja sih hal- hal yang mempengaruhi Indeks Saham ?

  1. Pasar Modal

Pengertian pasar modal menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG, digunakan sebagai tata cara untuk mengetahui perkembangan dan situasi umum pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG, dalam bahasa inggris disebut juga Jakarta Composite Index atau JSX Composite merupakan salah satu jenis indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia. IHSG merupakan untuk mengukur nilai kinerja seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek dengan menggunakan semua saham yang tercatat di bursa efek sebagai komponen penghitungan indeks. IHSG digunakan untuk mengetahui perkembangan dan situasi umum pasar modal, bukan situasi perusahaan tertentu. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.

Indeks Harga Saham Gabungan pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga semua saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia baik saham biasa maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 emiten. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, total nilai emisi IPO di BEI sepanjang tahun 2021 mencapai Rp 62,61 triliun. Jumlah tersebut melesat 1,072% disbanding keseluruhan nilai emisi 2020 yang hanya sekitar Rp 5,58 triliun. Jumlah perusahaan IPO pada tahun 2021 adalah sebanyak 54 emiten . Hal ini membuat Indonesia menempati posisi pertama disbanding negara di awasan Asia Tenggara lainnyadalam jumlah perusahaan tercatat baru banyak. Indonesia unggul dari Thailand yang tercatat dengan emiten sebanyak 38 perusahaan, Malaysia 29 perusahaan. Singapura 8 Perusahaan, dan Filiphina 5 perusahaan. Dengan penambahan ini , total perusahaan yang tercatat di BEI pada akhir Desember 2021 mencapai 766 emiten. (Qolbi, 2022).

  1. BI Rate

Menurut Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2009, BI rate merupakan suku bunga yang mencerminkan kebijakan moneter dalam merespon prospek pencapaian sasaran inflasi ke depan, melalui pengelolaan likuiditas di pasar uang (SBI dan PUAB). Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

  1. Inflasi

Menurut Suseno dan Siti Astiyah (2009:2,3) Inflasi yaitu kenaikan jumlah uang beredar atau kenaikan likuiditas dalam suatu perekonomian. Dampak inflasi yang tidak stabil itu  akan menjadikan ketidakpastian terhadap pelaku ekonomi dalam setiap pengambilan keputusan. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan prosentase yang sama.

Berdasarkan tingkat keparahannya, Inflasi dibagi menjadi :

  • Inflasi ringan (kurang dari 10% per tahun)
  • Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% per tahun)
  • Inflasi berat (antara 30% sampai 100% per tahun)
  • Hiperinflasi (lebih dari 100% per tahun).
  1. Kurs

Kurs merupakan alat perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta antar negara (Hasibuan, 2005 : 14). Menurut Mankiw (2005 : 309), para ekonom membedakan kurs menjadi dua yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sedangkan kurs riil yaitu sebagai harga relatif dari barang-barang di antara dua negara. Kemudian, kenaikan harga valuta asing disebut depresiasi atas mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal, ini berarti menjadi tanda bahwa nilai relatif mata uang dalam negeri merosot. Turunnya harga valuta asing disebut apresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah, ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri meningkat. Perubahan nilai tukar valuta asing disebabkan adanya perubahan permintaan dan penawaran dalam bursa valuta asing. (Ula, 2017)

Lalu, faktor apa yang mempengaruhi harga saham ?

Harga saham merupakan alat untuk memperkirakan prospek keuntungan yang diharapkan oleh investor. Harga saham dipengaruhi oleh kondisi ekonomi secara umum dan persepsi pasar terhadap kondisi perusahaan saat ini, juga persentasi yang diharapkan di masa yang akan datang. Harga saham terdiri dari harga pembukaan (open price), harga tertinggi (high price), harga rendah (low price) dan harga penutupan (close price). Upaya untuk merumuskan bagaimana menentukan harga saham yang seharusnya dilakukan oleh setiap analisis keuangan dengan tujuan untuk bisa memperoleh keuntungan yang tinggi.

  1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham

Rasio lancar (Current ratio) yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancer dengan hutang lancar, rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka pendek. Current Ratio yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan investor untuk menginvestasikan modalnya ke perusahaan. Karena perusahaan dinilai memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, sehingga dapat meningkatkan permintaan sahamperusahaan tersebut.

  1. Pengaruh Total Assets Turnover (TATO) terhadap Harga Saham

Total Assets Turnover atau perputaran total aset adalah menggambarkan kemampuan perusahan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi perputaran total aktiva (Total Assets Turnover) berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.

  1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio (DER) atau rasio hutang terhadp ekuitas yaitu mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang diugnakan untuk membayar hutang. DER juga memberikan jaminan tentan seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Semakin besar DER menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif besar terhadap ekuitas. Semakin besar DER menunjukkan semakin besar biaya hutang yang harus dibayar perusahaan maka berdampak pada profitabilitas yang semakin berkurang. Hal ini menyebabkan hak para pemegang saham akan semakin berkurang, sehingga akan berpengaruh pada minat investor yang juga akan mempengaruhi harga saham.

 

 

Penulis      : Anung Galih Sutanto

 

Sumber Gambar : fathcapital.com

Sumber Artikel :

‘aidawati, S. N. (2018). Pengaruh Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA) Terhadap Harga Saham Dan Dampaknya Pada Nilai Perusahaan. Sekuritas, 71.

Qolbi, N. (2022, Januari Sabtu). Terbanyak di Asia, Jumlah IPO dI Indonesia Pada 2021 Capai 54 Emiten.

Ula, N. S. (2017). PENGARUH BI RATE, INFLASI DAN KURS TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG). SEKURITAS.

 

 

 

 

Share this Article
454 Comments