Ekspor Pangan Dorong Surplus Neraca Perdagangan
Oleh:
Nur Lelalisa
(KSEI IAIN Purwokerto, Departement Research and Development)
Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong pasar ekspor produk pangan olahan di tengah pandemi Covid-19 untuk meningkatkan neraca perdagangan Indonesia di kuartal II 2020. “Pandemi Covid-19 memengaruhi kinerja perdagangan di hampir seluruh negara di dunia. Namun, hal ini tidak menyurutkan langkah pemerintah untuk mendorong kinerja perdagangan Indonesia di kuartal II 2020, khususnya ekspor pangan olahan,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang dikutip dari keterangan tertulis. Untuk mencapai tujuan tersebut, Agus berharap adanya peran serta berbagai pihak untuk menghasilkan terobosan dalam peningkatan ekspor produk pangan olahan Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Menurut Agus, untuk mendorong kinerja perdagangan Indonesia di era kenormalan baru sudah ada berbagai kebijakan strategis yang dilakukan.
Berbagai kebijakan tersebut seperti meningkatkan kemudahan dan kecepatan pelayanan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor melalui penerapan affixed signature and stamp, menerapkan autentikasi otomatis dalam proses perizinan ekspor dan impor bagi pedagang yang memiliki reputasi, meningkatkan dan mempercepatan layanan ekspor impor dan pengawasan melalui Ekosistem Logistik Nasional (National Logistic Ecosystem/NLE). Selanjutnya, meningkatkan fasilitasi dan pelayanan informasi ekspor, promosi ekspor serta penjajakan kesepakatan dagang secara virtual melalui perwakilan perdagangan, melanjutkan pelatihan bagi calon eksportir baru secara virtual, juga mengusulkan insentif berupa asuransi atau kredit ekspor atau pembiayaan lainnya dari perbankan bagi eksportir terdampak Covid -19. Agus juga mengatakan, perwakilan perdagangan memiliki peran sangat strategis untuk mendukung kebijakan tersebut. Khususnya menggali informasi terkini tentang perkembangan situasi di negara tujuan ekspor. Badan pusat Statistik mencatatkan surplus neraca perdagangan pada September lalu senilai US$ 2,24 miliar. Angka tersebut diperoleh dari selisih ekspor, yang mencapai US$ 14,01 miliar, dengan impor yang sebesar US$ 11,57 miliar. Kepala BPS Suhariyanto manyatakan nilai ekspor naik 6, 97 persen dibanding pada Agustus. Kenaikan ini dipotong oleh ekspor nono-minyak dan gas yang mencapai US$ 13,31 miliar atau naik 6,47 persen
https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/458900/ekspor-pangan-dorong-surplus-perdagangan