Ekonomi Hijau

KSEI UIN SAIZU PURWOKERTO
4 Min Read

Dalam beberapa dekade terakhir, isu-isu yang berkaitan dengan perubahan iklim, kerusakan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi telah menjadi perhatian utama secara global. Perubahan signifikan dalam pola cuaca, penurunan keanekaragaman hayati, berkurangnya luas hutan dunia, serta peningkatan polusi memaksa kita untuk semakin menggarisbawahi urgensi mendukung inovasi ekonomi yang berkelanjutan, sebuah konsep yang kini dikenal dengan sebutan ekonomi hijau (green economy).

Ekonomi hijau merupakan sistem perekonomian yang rendah karbon, efisien dalam
penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial. Dalam perekonomian hijau,
pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan didorong oleh investasi pemerintah dan
swasta pada kegiatan ekonomi, infrastruktur dan aset yang memungkinkan pengurangan
emisi karbon dan polusi, peningkatan efisiensi energi dan sumber daya, serta pencegahan
hilangnya keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem.


Lima Prinsip Ekonomi Hijau
Dalam penerapannya, ekonomi hijau memiliki lima prinsip utama. Lima prinsip tersebut
menjadi indikator inisiatif ekonomi hijau yakni sebagai berikut.


Kesejahteraan (well-being)
Ekonomi hijau memberi peluang kepada semua orang untuk dapat menciptakan dan
merasakan kesejahteraan

  • Ekonomi hijau bersifat people-centered yang bertujuan untuk mewujudkan
    kemakmuran bersama.
  • Ekonomi hijau berfokus pada peningkatan pendapatan yang menyokong
    kesejahteraan. Hal ini tidak hanya bersifat finansial tetapi juga mencakup seluruh
    modal manusia seperti modal sosial, modal fisik, dan alam.
  • Ekonomi hijau memprioritaskan investasi dan akses terhadap sistem berkelanjutan,
    infrastruktur, dan pendidikan yang dibutuhkan.

Keadilan (justice)
Ekonomi hijau mendorong kesetaraan pada semua generasi.

  • Ekonomi hijau bersifat inklusif dan tidak bersifat diskriminatif, serta mendukung
    pemberdayaan perempuan.
  • Ekonomi hijau berusaha mengurangi kesenjangan sekaligus memberi ruang bagi
    kehidupan liar.
  • Ekonomi hijau bertujuan untuk melestarikan ketahanan bagi generasi mendatang,
    serta mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan multidimensi saat ini.

Planetary Boundaries
Ekonomi hijau menjaga, memulihkan, dan berinvestasi pada alam.

  • Ekonomi hijau mengakui dan memelihara nilai-nilai yang ada di alam seperti nilai
    fungsional, nilai budaya, dan nilai ekologis.
  • Ekonomi hijau mengakui batas alam sehingga menerapkan kehati-hatian dalam
    penggunaannya.
  • Ekonomi hijau bersifat melindungi, menumbuhkan, dan memulihkan
    keanekaragaman hayati, tanah, air, udara, dan sistem alam.

Efisiensi dan Kecukupan (Efficiency and Sufficiency)

Ekonomi hijau mendorong pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

  • Ekonomi hijau yang inklusif bersifat rendah karbon, melestarikan sumber daya, dan sirkular untuk mewujudkan perekonomian yang menjawab tantangan krisis di planet bumi. 
  • Ekonomi hijau mengakui bahwa harus ada perubahan global yang signifikan untuk membatasi penggunaan sumber daya.
  • Ekonomi hijau menyelaraskan kewajiban membayar bagi pencemar dan memberikan insentif bagi siapa saja yang menjaga lingkungan. 

Keadilan (justice)
Ekonomi hijau mendorong kesetaraan pada semua generasi.

  • Ekonomi hijau bersifat inklusif dan tidak bersifat diskriminatif, serta mendukung
    pemberdayaan perempuan.
  • Ekonomi hijau berusaha mengurangi kesenjangan sekaligus memberi ruang bagi
    kehidupan liar.
  • Ekonomi hijau bertujuan untuk melestarikan ketahanan bagi generasi mendatang,
    serta mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan multidimensi saat ini.

Secara keseluruhan, kelima prinsip ini saling terkait dan mendukung pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, di mana ekonomi, sosial, dan lingkungan diintegrasikan dalam kerangka yang harmonis. Dengan demikian, ekonomi hijau tidak hanya memberikan solusi untuk masalah lingkungan, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan kesejahteraan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

Sumber Gambar :

https://www.okocenews.com/ekonomi-syariah/42010195455/mengenal-lebih-dalam-ekonomi-hijau-dalam-perspektif-kbbi

Referensi :

Andreas Lako. Green Economy : Menghijaukan Ekonomi, Bisnis & Akuntansi” (Penerbit
Erlangga, 2015)

United Nations Environment Programme (UNEP). (2011). “Towards a Green Economy: Pathways to Sustainable Development and Poverty Eradication.

“Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). (2011).

“Towards Green Growth.”Raworth, K. (2017). “Doughnut Economics: Seven Ways to Think Like a 21st-Century Economist.

“World Bank. (2012). “Inclusive Green Growth: The Pathway to Sustainable Development.”

Penulis : Rehan Raffi Rahmandhika

Editor : Junjun Abdi Nurrahman

TAGGED:
Share this Article
67 Comments