Kondisi Ekonomi di Era New Normal

KSEI UIN SAIZU PURWOKERTO
3 Min Read

(Oleh: Yufiatun dari departemen research and development)

 

Selama Negara Indonesia terserang Covid-19 banyak perubahan pada pola hidup masyarakat. Hal itu dapat dilihat dari aktivitas pendidikan, bekerja, perolehan pendapatan, pertemuan sosial, peribadahan, dan sebagainya. Hampir seluruh sektor terdampak pandemi Covid-19 ini. Salah satunya yang tampak nyata adalah sektor ekonomi, mulai mikro hingga makro. Disektor ini pula dampaknya paling terasa lantaran menyangkut hajat hidup masyarakat seperti, karyawan dipecat karena permintaan pasar menurun. Akhirnya Indonesia menerapkan Era New Normal. Indonesia bersiap beradaptasi dengan New Normal. Persiapan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ini sebagai usaha untuk memperbaiki sektor ekonomi yang telah terpukul kelak.

Pemerintah menargetkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap positif pada kuartal II dan kuartal III 2020 di ambang 2,3%-2,5%. Penerapan New Normal diharapkan dapat menyokong pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan beroperasinya sektor industri, perekonomian dapat bergeliat kembali dan mengontrol pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga tetap mendorong agar proyek strategis nasional (PSN) tetap berjalan. Sejumlah PSN dengan nilai lebih dari 1.400 triliun diproyeksi dapat membuka 3,5 juta hingga 4 juta lapangan pekerjaan sepanjang empat sampai lima tahun ke depan.

Direktur Kpw BI Jabar, Pribadi Santoso menyampaikan jalan alternatif untuk membangkitkan ekonomi di tengah pandemi, yakni semua pihak bisa berkontribusi minimalisir dan mitigasi dampak ekonomi. Pemerintah pun berusaha mengeluarkan kebijakan ekonomi yang efektif untuk menghadapi dampak kondisi ketidak pastian ini yang membuat kerusuhan semua masyarakat. Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menyebutkan, PEN yang menjadi bagian dari exit strategy setidaknya menargetkan kondisi perekonomian dapat kembali seperti sebelum covid-19 mewabah di Indonesia.

“Targetnya adalah kembali ke pre-covid dulu, diharapkan V shape atau U shape, jangan sampai L shape, digunakan APBN melalui jaring pengaman kesehatan, jaring pengaman sosial, jaring pengaman sektor riil ke dunia usaha, BUMN, UMKM, fasilitas pajak dan pemberian ke pemda. Ini yang diharapkan jadi pemicu untuk kita tumbuh ke depan,” ujar Raden dalam diskusi Ngopi Teko bertema Perspektif Pemulihan Ekonomi dan Kenormalan Baru. Dalam masa kenormaln baru, ada beberapa industri yang dapat diandalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Meski diakui pertumbuhan ekonomi pada kuartal II akan tertekan, setidaknya beberapa industri tersebut mampu meminimalisasi tekanan tersebut.

Industri yang dimaksud yakni industri pertanian, industri manufaktur, industri kesehatan industri obat-obatan dan alat kesehatan serta industri digital. Pada industri pertanian, Raden mencontohkan, indsuti kelapa sawit akan menjadi sektor yang dapat bergerak cepat di era new normal. Itu dikarenakan sistem kerja perkebunaan sawit yang sejatinya selaras dengan prinsip protokol kesehatan dalam masa pandemic covid-19.  Hal itupun demikian industri kesehatan juga akan mengalam pertumbuhan yang baik dalam kenormalan baru. Sebab, di tengah pandemi industri ini tetap berputar dan justru bekerja lebih dari biasanya.

 

 

 

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200616191535-297-514013/menyelamatkan-ekonomi-indonesia-melalui-penerapan-new-normal

https://mediaindonesia.com/read/detail/319387-industri-ini-diprediksi-tumbuh-pesat-di-era-new-normal

 

TAGGED:
Share this Article
509 Comments