Bank memiliki pengertian sebagai instansi keuangan dengan peranan sangat berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian negara. Pada dasarnya bank adalah salah satu badan usaha yang melakukan penghimpunan dana berupa simpanan dari masyarakat yang selanjutnya disalurkan kembali kepada masyarakat berupa pinjaman. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi negara, bank memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi, serta sebagai penunjang pembangunan dan stabilitas nasional suatu negara. Kemajuan suatu negara juga bisa diukur berdasarkan kemajuan perbankan pada negara tersebut. Semakin banyak peran perbankan dalam memegang kendali suatu negara, akan semakin berkembang negara tersebut. Kondisi ini membuktikan bahwa keberadaan dunia perbankan di suatu negara sangat dibutuhkan.
Keberadaan perbankan di Indonesia sendiri, masih didominasi oleh bank konvensional dengan mengenakan suku bunga untuk produk-produk perbankan yang dimiliki. Namun, suku bunga pada perbankan ini ternyata menjadi kelemahan dalam perbankan konvensional. Seperti ketika Indonesia mengalami badai krisis pada tahun 1998, menyebabkan memburuknya kondisi perekonomian Indonesia karena tingginya bunga yang dibayarkan bank kepada nasabah dibanding pendapatan bunga yang diterima dari nasabah atau negative spread, serta depresiasi nilai tukar mata uang rupiah. Krisis perekonomian dan moneter tahun 1998 tersebut telah mengacaukan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia, serta negara lain di wilayah Asia Tenggara yang juga sama terkena imbas krisis tersebut. Indonesia pun menjadi negara paling lama dalam memulihkan kondisi perekonomiannya. Banyak perbankan konvensional yang juga terpaksa dilikuidasi karena krisis tersebut. Kondisi tersebut berdampak pada berkurangnya kepercayaan dari masyakat terhadap perbankan nasional.
Berbeda dengan perbankan konvensional, kinerja bank syariah justru relatif lebih unggul pada saat itu. Hal ini dibuktikan dengan negative spread yang tidak terjadi pada perbankan syariah, serta tingkat pembiayaan yang bermasalah relatif lebih rendah. Kondisi ini terjadi dikarenakan tingkat pengembalian bank atau return of assets yang tidak bergantung terhadap tinggi rendahnya tingkat suku bunga, sehingga bank syariah dapat lebih tangguh dalam melewati krisis. Shock atau guncangan yang dihadapi bank syariah dapat diatasi dengan baik dan cukup stabil jika dibanding dengan konvensional.
Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dari 73 negara sebagai ekonomi syariah terbesar di dunia. Dengan kondisi itu, adalah langkah tepat yang dilakukan pemerintahan Jokowi menghadirkan BSI tersebut. Menteri BUMN, Erick Thohir menargetkan BSI masuk dalam Top 10 Besar bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu 5 tahun ke depan (tahun 2025). Erick berharap BSI dapat disejajarkan dengan Bank syariah terbesar di dunia, seperti Al-Rajgi hingga Albilad Bank. “Kita ingin hasil merger ini bisa membuktikan negara dengan jumlah populasi muslim terbesar ini memiliki bank yang kuat secara fundamental dan Alhamdulillah ini berjalan dengan baik. Saya berharap BSI menjadi energi baru bagi ekonomi Indonesia yang senantiasa menerapkan prinsip financial justice dan stability in investment,” pungkas Erick
Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) pun menjadi harapan besar sebagai pendongkrak kebangkitan ekonomi syariah dan Indonesia sehingga mampu mewujudkan visi tersebut. Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) Hery Gunardi, Hery mengungkapkan, sebagai bank syariah terbesar di Tanah Air hasil merger tiga bank syariah Himbara sejak Februari 2021 lalu, BSI siap menjadi “Energi Baru untuk Indonesia”. Hal ini dibuktikan dengan kinerja positif dalam periode satu tahun pertamanya dimana BSI berhasil mencatatkan kenaikan peroleh laba bersih mencapai Rp. 3,03 triliun naik 38,42% secara year on year (YoY).
Tak hanya mencatatkan kenaikan laba bersih, BSI juga terus mengimplementasikan prinsip keuangan berkelanjutan (sustainable finance) di semua sektor bisnis dan tanggung jawab sosial perseroan. Tak ketinggalan, sepanjang 2021 pun BSI telah menyalurkan zakat perseroan sebesar 102 miliar dengan fokus utama pemberdayaan ekonomi, kemanusiaan, pendidikan dan BSI Care yang menyasar pada generasi milenial melalui program BSI Scholarship yang bekerja sama dengan 31 kampus ternama di Indonesia.
Penulis : Aulia Firda Urbaningrum
Sumber Gambar :
Sumber Artikel :
- Deasy Ayu Rahma Putri, dan Lucky Rachmawati, Jurnal Ekonomika dan Bisnis Islam, Analisis Tingkat Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia, Vol.5 No.1, Tahun 2022