Tingkat Konsumsi Masyarakat Melemah, Apakah New Normal adalah Solusi ?

KSEI UIN SAIZU PURWOKERTO
3 Min Read

      Tingkat Konsumsi Masyarakat Melemah, Apakah New Normal adalah Solusi ?

Departement HRD / KSEI IAIN Purwokerto

 

            

            New Normal  perlu di sambut lantaran pandemi covid-19 sudah mengubah masyarakat dalam bersosialisasi, menjalankan aktivitas bisnis, berdagang atau jual beli dari kesehatan hingga perekonomian.  Minimnya mobilisasi publik pada masyarakat akibat kebijakan social distancing maupun physical distancing selama masa pandemic Covid-19 menjadi salah satu penyebab stagnannya tingkat konsumsi masyarakat, maka penerapan new normal di berbagai daerah di Indonesia akan menjadi kunci tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat. Kementerian Keuangan menargetkan tingkat konsumsi masyarakat di Kuartal II 2020 ini sebesar 3%. Namun pada faktanya belum ada pergerakan tingkat konsumsi masyarakat sehingga, Kementerian Keuangan memprediksi tingkat konsumsi ini mengalami pelemahan hingga 0%.

Dengan adanya normal baru maka aktivitas bisnis akan pulih, karyawan mulai masuk kerja dan kembali punya penghasilan. Outputnya mampu memulihkan daya beli masyarakat. Kalau efektif, dampaknya akan positif untuk ekonomi nasional. Minimal, bisa menahan agar ekonomi domestik tak sampai minus di tengah penyebaran virus corona. Hanya saja impian itu belum tentu tercapai. Pelaku usaha sendiri tak yakin tingkat konsumsi masyarakat akan pulih di masa new normal ini. Di samping itu, kemauan masyarakat melakukan konsumsi itu bergantung pada data kesehatan. Jika angka penularan virus corona justru melonjak seperti beberapa hari terakhir ini, maka akan mempengaruhi kemampuan dan kerelaan orang untuk mengeluarkan uang. Jadi, masyarakat akan lebih hati-hati untuk belanja jika penularan virus corona semakin meningkat dan memilih menyimpan uangnya di tengah situasi yang serba tak pasti seperti sekarang.

Era New Normal ini, semua serba virtual. Sebagai contoh, jual beli yang biasanya tatap muka sekarang harus online. Kemudian, meningkatnya penggunaan media online maka banyak orang akan menjaga kesehatan, menjaga makanan, olahraga rutin untuk meningkatkan imun. Dilihat dari sisi Pemerintah, New Normal diambil sebagai metode guna menyelamatkan perekonomian. Pemerintah terus menjaga agar produksi industri tetap berjalan namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Sementara, tingkat konsumsi rumah tangga menurun, kegiatan ekspor dan impor juga menurun dikarenakan banyak negara yang shut down. Maka, salah satu strategi New Normal seperti di atas yakni, pabrik tetap berproduksi namun memperhatikan protokol.

Maka dengan ini diharapkan agar daerah-daerah yang telah masuk zona kuning maupun hijau segera mempersiapkan diri untuk masuk era kenormalan baru dengan kedisplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Jaga jarak, pakai masker, dan rajin cuci tangan. Di sini peran individu dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan penerapan new normal yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan tetap aman dari Covid-19.

Sumber: Https://www.medcom.id

https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com/ekonomi-bisnis/pr-17398846/pengamat-ekonomi-new-normal-mampu-pulihkan-daya-beli-masyarakat

https://www.jpnn.com/news/dpr-perlu-genjot-tingkat-konsumsi-dengan-penerapan-new-normal

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5029233/ada-new-normal-ekonomi-ri-triwulan-ii-diprediksi-masih-minus

nnindonesia.com/ekonomi/20200611093618-532-512069/potensi-resesi-di-depan-mata-penerapan-new-normal

 

 

 

 

TAGGED: , ,
Share this Article
1270 Comments